selamat datang

Selamat Datang Friend's,...:)

Semoga menikmati ^_^

Jumat, 10 Oktober 2014

Makalah: Mutu Pendidikan


a.      Pengantar
Penjaminan mutu pendidikan adalah hal yang sangat penting atau urgent dalam dunia pendidikan mengingat perannya yang mengawal dan menjaga mutu pendidikan di Indonesia, bisa dibayangkan apabila ditiadakan atau tidak adanya lembaga penjaminan mutu pendidikan dimana tidak ada lagi yang mengawal dan menjaga mutu pendidikan bias dikatakan atau diprediksikan pendidikan akan mengalami sedikit ketidak teraturan dikarenaakan tidak ada yang mengawal dan menjaga mutu pendidikan.
Penjaminan mutu pendidikan Islam dilakukan oleh beberapa pihak atau lembaga yang memiliki fungsi penjaminan mutu pendidikan itu sendiri, hal inilah yang akan dibahas dan dikaji dalam makalah selanjutnya yakni mengenai lembaga yang memiliki fungsi penjaminan mutu pendidikan Islam
b.      Rumusan masalah
Untuk mengantar kepada pembahasan makalah mengenai lembaga penjaminan mutu pendidikan Islam, akan dikemukakan rumusan masalah yang akan mengantar makalah kepada pembahasan berikutnya, rumusan masalahnya disusun sebagai berikut
1.      Apakah yang dimaksud dengan lembaga penjaminan mutu pendidikan Islam?
2.      Siapa sajakah yang menjadi lembaga penjaminan mutu pendidikan Islam, dan
3.      Bagaimanakah tugas masing-masing lembaga penjamin mutu pendidikan Islam?
Demikianlah rumusan masalah yang disusun untuk mengawal pada pembahasan, pembahasannya akan dipaparkan di bab selanjutnya.




BAB 2 PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MUTU PENDIDIKAN
         Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan. Dalam sekolah mutu, standar mutu ditetapkan untuk setiap rangkaian kerja didalam keseluruhan proses kerja, bila pekerja mencapai standart mutu untuk masing-masing rangkaian kerja, hasil akhirnya adalah sebuah produk bermutu. Saat membicarakan perbaikan mutu pendidikan, sering kali yang dibicarakan adalah perbaikan peringkat kenaikan kelas atau nilai rapor. Dalam sekolah yang bertepi seperti itu, tanggung jawab perbaikan mutu pendidikan lebih banyak ada pada guru. Secara umum para guru terfkus hany pada aspek pendidikan seorang siswa : membantu siswa belajar dan mendapatkan pengetahuan. Bila mutu dimulai sebagai proyek terisolasi di sekolah atau ruang kelas,  dan hal tersebut hamper mempengaruhi keseluruhan mutu pendidikan (Jerome S Arcaro, 2005: 75-76).

         Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan tugas yang paling penting. Walupun demikian, ada sebagian orang yang menganggap mutu sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka-teki. Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan melakukan apa saja untuk bias mendapatkan mutu, terutama jika mutu tersebut sudah menjadi kebiasaan kita. Namun, ironisnya kita hanya bisa menyadari keberadaan mutu tersebu saat mutu hilang. Satu hal yang bias kita yakini adalah mutu merupakan suatu hal yang mebedakan antara yang baik dan yang sebaliknya. Bertolak dari kenyatan tersebut, mutu dalam pendidikan akhirnya merupakan hal yang membedakan antara kesuksesan dan kegagalan (Edward Sallis, 2006: 29-30).




  1. PERMASALAHAN MUTU PENDIDIKAN.
         Program mutu sebenarnya berasal dari dunia bisnis. Dalam dunia bisnis, baik yang bersifat produksi maupun jasa, program mutu merupakan program utama sebab kelanggengan dari kemajuan usaha sangat ditentukan oleh mutu sesuai dengan permintaan dan tuntutan pengguna. Permintaan dan tuntutan pengguna terhadap produk dan jasa layanan terus berubah dan berkembang sejalan dengan hal itu, mutu produk dan jasa layanan yang diberikan harus selalu di tingkatkan. Dewasa ini, mutu bukan hanya menjadi masalah dan kepedulian dalam bidang bisnis, melainkan juga dalam bidang-bidang lainnya, seperti pemerintahan, layanan social, pendidikan, bahkan bidang keamanan dan ketertiban sekalipun.
         Banyak masalah mutu dihadapi dalam dunia pendidikan, seperti mutu lulusan, mutu pengajaran bimbingan dan latihan guru, serta profesionalisme dan kinerja guru. Mutu-mut tersebut terkait dengan mutu manajerial para pimpinan pendidikan, media, sumber belajar, alat dan bahan latihan, iklim sekolah, lingkungan pendidikan, serta dukungan dari pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan. Semua kelamahan mutu dari komponen-komponen pendidikan tersebut berujungh pada rendahnya mutu lulusan.
         Mutu lulusan yang rendah dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti lulusan tidan bisa melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan studinya pada jenjang yang lenih tinggi, tidak dapat bekerja atau tidak di terima di dunia kerja, diterima bekerja tapi tidak berprestasi, tidak mengikuti perkembangan masyarakat, dan tidak produktif akan menjadi beban masyrakat, menamabh biaya kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, serta memungkikan menjadi wara yang tersisih dari masyarakat (Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, 2006: 8).

  1. DASAR-DASAR PROGRAM MUTU PENDIDIKAN
         Untuk melaksanakan  program mutu diperlakukan beberapa dasar yang kuat, yaitu sebagai berikut :
  1. Komitmen Pada Perubahan
         pemimpin atau kelompok yang ingin menerapkan program mutu harus memiliki komitmen atau tekad untuk berubah. Pada intinya, peningkatan mutu adalah melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan lebih berbobot.
  1. Pemahanan Yang Jelas Tentang Kondisi Yang Ada
         banyak kegagalan dalam melaksanakan perubahan karena melakukan sesuatu seelum sesuatu itu jelas.
  1. Mempunyai Visi Yang Jelas Terhadap Masa Depan.
         Hendaknya, perubahan yang akan dilakukan berdasarkan visi tentang perkembangan, tantangan, kebutuhan, masalah, dan peluang yang akan dihadapi pada masa yang akan datang. Visi dapat menjadi pedoman yang akan membimbing tim dalam perjalanan pelaksanaan program mutu.
  1. Mempunyai Rencana Yang Jelas.
         Mengacu pada visi, sebuah tim menyusun rencana dengan jelas. Rencana menjadi pegangan dalam proses pelaksanaan program mutu. Rencana harus selalu di up-date sesuia dengan perubahan. Tidak ada program mutu yang terhenti (stagna) dan tidak ada dua program yang identik karena program mutu selalu berdasarkan dan sesuai dengan kondisi lingkungan. Program mutu merefleksikan lingkungan pendidikan dimana pun ia berada (Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, 2006: 8-9).
  1. PRINSIP-PRINSIP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
         Mutu merupakan topic penting dalam diskusi tentang pendidikan sekarang ini. Dalam diskusi tersebut boleh jadi muncul gagasan berbeda mengenai mutu sebanyak jumlah sekolah yang ada. Mutu menciptakan lingkungan bagi pendidik, orang tua, pejabat pemerintah, wakil-wakil masyarakat dan pemuka bisnis untuk bekerja sama guna memberikan kepada para siswa sumber-sumber daya yang di butuhkan unuk memenuhi tantangan masyarakat, bisnis dan akademik sekarang dan masa depan.
         Adapun prinsip-prinsip yang perlu dipegang dalam menerapkan program mutu pendidikan di antaranya sebagai berikut :
  1. Peningkatan mutu pendidikan menuntut kepemimpinan professional dalam bidang pendidikan. Manajemen mutu pendidikan merupakan alat yang dapat digunakan oleh para professional pendidikan dalam memperbaiki sistem pendidikan bangsa kita.
  2. Kesulitan yang dihadapi para professional pendidikan adalah ketidak mampuan mereka dalam menghadapi “kegagalan sistem” yang mencegah mereka dari pengembangan atau penerapan cara atau proses baru untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada.
  3. Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan-loncatan. Norma dan kepercayaan lama harus diubah. Sekolah harus belajar bekerja sama dengan sumber-sumber yang terbatas. Para professional pendidikan harus membantu para siswa dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan guna bersaing di dunia global.
  4. Mutu pendidikan dapat diperbaiki jika administrator, guru, staf, pengawas dan pimpinan kantor Diknas mengembangkan sikap yang terpusat pada kepemimpinan, team work, kerja sama, akuntabilitas, dan rekognisi.
  5. Kunci utama peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen pada perubahan. Jika semua guru dan staf sekolah telah memiliki komitmen pada perubahan, pimpinan dapat dengan mudah mendorong mereka menemukan cara baru untuk memperbaiki efisiensi, produktivitas dan kualitas layanan pendidikan. Guru akan menggunakan pendekatan yang baru atau model-model mengajar, membimbing dan melatih dalam membantu perkembangan siswa. Demikian juga staf administrasi, ia akan menggunakan proses baru dalam menyusun biaya, menyelesaikan masalah, dan mengembangkan program baru.
  6. Banyak professional di bidang pendidikan yang kurang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam menyiapkan para siswa memasuki pasar kerja  yang bersifat global. Ketakutan  terhadap perubahan atau takut melakukan perubahan akan mengakibatkan ketidaktahuan bagaimana mengatasi tuntutan baru (Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, 2006: 10).
  7. Program peningkatan mutu dalam bidang komersial tidak dapat dipakai secara langsung dalam pendidikan, tetapi membutuhkan penyesuaian-penyesuaian dan penyempurnaan. Budaya, lingkungan, dan proses kerja tiap organisasi berbeda. Para professional pendidikan harus dibekali oleh program yang khusus dirancang untuk menunjang pendidikan.
  8. Salah satu komponen kunci dalam program mutu adalah system pengukuran. Dengan menggunakan system pengukuran memungkinkan para professional pendidikan dapat memperlihatkan dan mendokumentasikan nilai tambah dari pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan,  baik terhadap siswa, orang tua, maupupn masyarakat.
  9. Masyarakat dan manajemen pendidikan harus menjauhkan diri dari kebiasaan menggunakan “program singkat”, peningkatan mutu dapat dicapai melalui perubahan yang berkelanjutan tidak dengan program-program singkat (Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, 2006: 11).


  1. JAMINAN MUTU PENDIDIKAN
         Jaminan mutu adalah sebuah cara memproduksi produk yang bebas dari cacat dan kesalahan. Tujuannya, dalam istilah Philip B. Crosby, adalah menciptakan produk tanpa cacat (zero defects). Jaminan mutu adalah pemenuhan spesifikasi produk secara konsisten atau menghasilkan produk yang selalu baik sejak awal (right first time every time). Mutu barang atau jasa yang baik dijamin oleh system, yang dikenal sebagai system jaminan mutu, yang memposisikan secara tepat bagaimana produksi seharusnya berperan sesuai dengan standart. Standart-standart mutu diatur poleh produser-produser yang ada dalam system jaminan mutu (Edward Sallis, 2006: 58)..
Mutu (Kualitas) pendidikan bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, dia merupakan hasil dari suatu proses pendidikan, jika suatu proses pendidikan berjalan baik, efektif dan efisien, maka terbuka peluang yang sangat besar memperoleh hasil pendidikan yang bermutu. Mutu pendidikan mempunyai kontinum dari rendah ke tinggi sehingga berkedudukan sebagai suatu variabel, dalam konteks pendidikan sebagai suatu sistem, variabel kualitas pendidikan dapat dipandang sebagai variabel terikat yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kepemimpinan, iklim organisasi, kualifikasi guru, anggaran, kecukupan fasilitas belajar dan sebagainya. Edward Salis (2006 : 30-31) menyatakan :
“ada banyak sumber mutu dalam pendidikan, misalnya sarana gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai moral yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan, dorongan orang tua, bisnis dan komunitas lokal, sumberdaya yang melimpah, aplikasi teknologi mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian terhadap pelajar an anak didik, kurikulum yeng memadai, atau juga kombinasi dari faktor-faktor tersebut”
pernyataan di atas menunjukan banyaknya sumber mutu dalam bidang pendidikan, sumber ini dapat dipandang sebagai faktor pembentuk dari suatu kualitas pendidikan, atau faktor yang mempengaruhi kualitas/mutu pendidikan. Dalam hubungan dengan faktor berpengaruh pada kualitas pendidikan, hasil studi Heyman dan Loxley tahun 1989 (Mintarsih Danumihardja 2004 : 6) menyatakan bahwa factor guru, waktu belajar, manajemen sekolah, sarana fisik dan biaya pendidikan memberikan kontribusi yang berarti terhadap prestasi belajar siswa. Hasil Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan dana untuk penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah menjadi salah satu factor penting untuk dapat memenuhi kualitas dan prestasi belajar, dimana kualitas dan prestasi belajar pada dasarnya mengagambarkan kualitas pendidikan.
Sementara itu Nanang Fatah (2000 : 90) mengemukakan upaya peningkatan mutu dan perluasan pendidikan membutuhkan sekurang-kurangnya tiga factor utama yaitu (1) Kecukupan sumber-sumber pendidikan dalam arti kualitas tenaga kependidikan, biaya dan sarana belajar; (2) Mutu proses belajar mengajar yang mendorong siswa belajar efektif; dan (3) Mutu keluaran dalam bentuk pengetahuan, sikap ketrampilan, dan nilai-nilai. Jadi kecukupan sumber, mutu proses belajar mengajar, dan mutu keluaran akan dapat terpenuhi jika dukungan biaya yang dibutuhkan dan tenaga professional kependidikan dapat disediakan di sekolah, dan semua ini tentu saja memerlukan sumberdaya pendidikan termasuk biaya.

F.     Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Islam
Lembaga penjaminan mutu pendidikan Islam pada tingkat madrasah perannya dilakukan oleh pengawas madrasah dibawah naungan depag baik pada tingkatan MI, MTs maupun MA, sedangkan untuk perguruan tinggi Islam biasanya ada lembaga penjaminan mutu atau LPMP yang ada pada institusi tersebut yang bertugas mengawal mutu pendidikan islam PTAI. Untul lembaga penjaminan mutu pendidikan ini biasanya juga pada tataran umum diperankan oleh LPMP (Lembaga penjaminan mutu pendidikan) yang ada ditiap provinsi.



SIMPULAN
         Jaminan mutu adalah sebuah cara memproduksi produk yang bebas dari cacat dan kesalahan. Tujuannya, dalam istilah Philip B. Crosby, adalah menciptakan produk tanpa cacat (zero defects). Jaminan mutu adalah pemenuhan spesifikasi produk secara konsisten atau menghasilkan produk yang selalu baik sejak awal (right first time every time). Mutu barang atau jasa yang baik dijamin oleh system, yang dikenal sebagai system jaminan mutu, yang memposisikan secara tepat bagaimana produksi seharusnya berperan sesuai dengan standart. Standart-standart mutu diatur poleh produser-produser yang ada dalam system jaminan mutu (Edward Sallis, 2006: 58)..
Lembaga penjaminan mutu pendidikan Islam pada tingkat madrasah perannya dilakukan oleh pengawas madrasah dibawah naungan depag baik pada tingkatan MI, MTs maupun MA, sedangkan untuk perguruan tinggi Islam biasanya ada lembaga penjaminan mutu atau LPMP yang ada pada institusi tersebut yang bertugas mengawal mutu pendidikan islam PTAI.













DAFTAR PUSTAKA


Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-Prinsip Perumusan Dan Tata Langkah  Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Hedwig, Rinda. Sistem Penjaminan Mutu Di Perguruan Tinggi Monitoring Dan Evaluasi Internal. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007
Sukmadinata, Nana Syaodih, Prof. Dr. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah. Bandung: PT Refika Aditama,  2006
Sallies, Edward. Total Quality Management In Education. Jogjakarta: IRCiSoD, 20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Feedbacknya,,,kami tunggu kawan :)