a.
Pengantar
Penjaminan mutu pendidikan adalah hal yang sangat penting atau
urgent dalam dunia pendidikan mengingat perannya yang mengawal dan menjaga mutu
pendidikan di Indonesia, bisa dibayangkan apabila ditiadakan atau tidak adanya lembaga
penjaminan mutu pendidikan dimana tidak ada lagi yang mengawal dan menjaga mutu
pendidikan bias dikatakan atau diprediksikan pendidikan akan mengalami sedikit
ketidak teraturan dikarenaakan tidak ada yang mengawal dan menjaga mutu
pendidikan.
Penjaminan
mutu pendidikan Islam dilakukan oleh beberapa pihak atau lembaga yang memiliki
fungsi penjaminan mutu pendidikan itu sendiri, hal inilah yang akan dibahas dan
dikaji dalam makalah selanjutnya yakni mengenai lembaga yang memiliki fungsi
penjaminan mutu pendidikan Islam
b.
Rumusan masalah
Untuk mengantar kepada pembahasan makalah mengenai lembaga
penjaminan mutu pendidikan Islam, akan dikemukakan rumusan masalah yang akan
mengantar makalah kepada pembahasan berikutnya, rumusan masalahnya disusun
sebagai berikut
1.
Apakah yang
dimaksud dengan lembaga penjaminan mutu pendidikan Islam?
2.
Siapa sajakah
yang menjadi lembaga penjaminan mutu pendidikan Islam, dan
3.
Bagaimanakah
tugas masing-masing lembaga penjamin mutu pendidikan Islam?
Demikianlah
rumusan masalah yang disusun untuk mengawal pada pembahasan, pembahasannya akan
dipaparkan di bab selanjutnya.
BAB 2 PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MUTU PENDIDIKAN
Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang
dihasilkan. Dalam sekolah mutu, standar mutu ditetapkan untuk setiap rangkaian
kerja didalam keseluruhan proses kerja, bila pekerja mencapai standart mutu
untuk masing-masing rangkaian kerja, hasil akhirnya adalah sebuah produk
bermutu. Saat membicarakan perbaikan mutu pendidikan, sering kali yang
dibicarakan adalah perbaikan peringkat kenaikan kelas atau nilai rapor. Dalam
sekolah yang bertepi seperti itu, tanggung jawab perbaikan mutu pendidikan
lebih banyak ada pada guru. Secara umum para guru terfkus hany pada aspek
pendidikan seorang siswa : membantu siswa belajar dan mendapatkan pengetahuan.
Bila mutu dimulai sebagai proyek terisolasi di sekolah atau ruang kelas,
dan hal tersebut hamper mempengaruhi keseluruhan mutu pendidikan (Jerome S
Arcaro, 2005: 75-76).
Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan
tugas yang paling penting. Walupun demikian, ada sebagian orang yang menganggap
mutu sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka-teki. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita akan melakukan apa saja untuk bias mendapatkan mutu, terutama
jika mutu tersebut sudah menjadi kebiasaan kita. Namun, ironisnya kita hanya
bisa menyadari keberadaan mutu tersebu saat mutu hilang. Satu hal yang bias
kita yakini adalah mutu merupakan suatu hal yang mebedakan antara yang baik dan
yang sebaliknya. Bertolak dari kenyatan tersebut, mutu dalam pendidikan
akhirnya merupakan hal yang membedakan antara kesuksesan dan kegagalan (Edward
Sallis, 2006: 29-30).
- PERMASALAHAN MUTU PENDIDIKAN.
Program mutu sebenarnya berasal dari dunia bisnis. Dalam dunia bisnis, baik
yang bersifat produksi maupun jasa, program mutu merupakan program utama sebab
kelanggengan dari kemajuan usaha sangat ditentukan oleh mutu sesuai dengan
permintaan dan tuntutan pengguna. Permintaan dan tuntutan pengguna terhadap produk
dan jasa layanan terus berubah dan berkembang sejalan dengan hal itu, mutu
produk dan jasa layanan yang diberikan harus selalu di tingkatkan. Dewasa ini,
mutu bukan hanya menjadi masalah dan kepedulian dalam bidang bisnis, melainkan
juga dalam bidang-bidang lainnya, seperti pemerintahan, layanan social,
pendidikan, bahkan bidang keamanan dan ketertiban sekalipun.
Banyak masalah mutu dihadapi dalam dunia pendidikan, seperti mutu lulusan, mutu
pengajaran bimbingan dan latihan guru, serta profesionalisme dan kinerja guru.
Mutu-mut tersebut terkait dengan mutu manajerial para pimpinan pendidikan,
media, sumber belajar, alat dan bahan latihan, iklim sekolah, lingkungan
pendidikan, serta dukungan dari pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan. Semua
kelamahan mutu dari komponen-komponen pendidikan tersebut berujungh pada
rendahnya mutu lulusan.
Mutu lulusan yang rendah dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti lulusan
tidan bisa melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan studinya pada jenjang
yang lenih tinggi, tidak dapat bekerja atau tidak di terima di dunia kerja,
diterima bekerja tapi tidak berprestasi, tidak mengikuti perkembangan
masyarakat, dan tidak produktif akan menjadi beban masyrakat, menamabh biaya
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, serta memungkikan menjadi wara yang
tersisih dari masyarakat (Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, 2006: 8).
- DASAR-DASAR PROGRAM MUTU PENDIDIKAN
Untuk melaksanakan program mutu diperlakukan beberapa dasar yang kuat,
yaitu sebagai berikut :
- Komitmen Pada Perubahan
pemimpin atau kelompok yang ingin menerapkan program mutu harus memiliki
komitmen atau tekad untuk berubah. Pada intinya, peningkatan mutu adalah
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan lebih berbobot.
- Pemahanan Yang Jelas Tentang Kondisi Yang Ada
banyak kegagalan dalam melaksanakan perubahan karena melakukan sesuatu seelum
sesuatu itu jelas.
- Mempunyai Visi Yang Jelas Terhadap Masa Depan.
Hendaknya, perubahan yang akan dilakukan berdasarkan visi tentang perkembangan,
tantangan, kebutuhan, masalah, dan peluang yang akan dihadapi pada masa yang
akan datang. Visi dapat menjadi pedoman yang akan membimbing tim dalam
perjalanan pelaksanaan program mutu.
- Mempunyai Rencana Yang Jelas.
Mengacu pada visi, sebuah tim menyusun rencana dengan jelas. Rencana menjadi
pegangan dalam proses pelaksanaan program mutu. Rencana harus selalu di up-date
sesuia dengan perubahan. Tidak ada program mutu yang terhenti (stagna) dan
tidak ada dua program yang identik karena program mutu selalu berdasarkan dan
sesuai dengan kondisi lingkungan. Program mutu merefleksikan lingkungan
pendidikan dimana pun ia berada (Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, 2006:
8-9).
- PRINSIP-PRINSIP PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
Mutu merupakan topic penting dalam diskusi tentang pendidikan sekarang ini.
Dalam diskusi tersebut boleh jadi muncul gagasan berbeda mengenai mutu sebanyak
jumlah sekolah yang ada. Mutu menciptakan lingkungan bagi pendidik, orang tua,
pejabat pemerintah, wakil-wakil masyarakat dan pemuka bisnis untuk bekerja sama
guna memberikan kepada para siswa sumber-sumber daya yang di butuhkan unuk
memenuhi tantangan masyarakat, bisnis dan akademik sekarang dan masa depan.
Adapun prinsip-prinsip yang perlu dipegang dalam menerapkan program mutu
pendidikan di antaranya sebagai berikut :
- Peningkatan mutu pendidikan menuntut kepemimpinan professional dalam bidang pendidikan. Manajemen mutu pendidikan merupakan alat yang dapat digunakan oleh para professional pendidikan dalam memperbaiki sistem pendidikan bangsa kita.
- Kesulitan yang dihadapi para professional pendidikan adalah ketidak mampuan mereka dalam menghadapi “kegagalan sistem” yang mencegah mereka dari pengembangan atau penerapan cara atau proses baru untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada.
- Peningkatan mutu pendidikan harus melakukan loncatan-loncatan. Norma dan kepercayaan lama harus diubah. Sekolah harus belajar bekerja sama dengan sumber-sumber yang terbatas. Para professional pendidikan harus membantu para siswa dalam mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan guna bersaing di dunia global.
- Mutu pendidikan dapat diperbaiki jika administrator, guru, staf, pengawas dan pimpinan kantor Diknas mengembangkan sikap yang terpusat pada kepemimpinan, team work, kerja sama, akuntabilitas, dan rekognisi.
- Kunci utama peningkatan mutu pendidikan adalah komitmen pada perubahan. Jika semua guru dan staf sekolah telah memiliki komitmen pada perubahan, pimpinan dapat dengan mudah mendorong mereka menemukan cara baru untuk memperbaiki efisiensi, produktivitas dan kualitas layanan pendidikan. Guru akan menggunakan pendekatan yang baru atau model-model mengajar, membimbing dan melatih dalam membantu perkembangan siswa. Demikian juga staf administrasi, ia akan menggunakan proses baru dalam menyusun biaya, menyelesaikan masalah, dan mengembangkan program baru.
- Banyak professional di bidang pendidikan yang kurang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam menyiapkan para siswa memasuki pasar kerja yang bersifat global. Ketakutan terhadap perubahan atau takut melakukan perubahan akan mengakibatkan ketidaktahuan bagaimana mengatasi tuntutan baru (Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, 2006: 10).
- Program peningkatan mutu dalam bidang komersial tidak dapat dipakai secara langsung dalam pendidikan, tetapi membutuhkan penyesuaian-penyesuaian dan penyempurnaan. Budaya, lingkungan, dan proses kerja tiap organisasi berbeda. Para professional pendidikan harus dibekali oleh program yang khusus dirancang untuk menunjang pendidikan.
- Salah satu komponen kunci dalam program mutu adalah system pengukuran. Dengan menggunakan system pengukuran memungkinkan para professional pendidikan dapat memperlihatkan dan mendokumentasikan nilai tambah dari pelaksanaan program peningkatan mutu pendidikan, baik terhadap siswa, orang tua, maupupn masyarakat.
- Masyarakat dan manajemen pendidikan harus menjauhkan diri dari kebiasaan menggunakan “program singkat”, peningkatan mutu dapat dicapai melalui perubahan yang berkelanjutan tidak dengan program-program singkat (Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, 2006: 11).
- JAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Jaminan mutu adalah sebuah cara memproduksi produk yang bebas dari cacat dan
kesalahan. Tujuannya, dalam istilah Philip B. Crosby, adalah menciptakan produk
tanpa cacat (zero defects). Jaminan mutu adalah pemenuhan spesifikasi
produk secara konsisten atau menghasilkan produk yang selalu baik sejak awal (right
first time every time). Mutu barang atau jasa yang baik dijamin oleh
system, yang dikenal sebagai system jaminan mutu, yang memposisikan secara
tepat bagaimana produksi seharusnya berperan sesuai dengan standart.
Standart-standart mutu diatur poleh produser-produser yang ada dalam system
jaminan mutu (Edward Sallis, 2006: 58)..
Mutu (Kualitas) pendidikan bukan sesuatu yang
terjadi dengan sendirinya, dia merupakan hasil dari suatu proses pendidikan,
jika suatu proses pendidikan berjalan baik, efektif dan efisien, maka terbuka
peluang yang sangat besar memperoleh hasil pendidikan yang bermutu. Mutu
pendidikan mempunyai kontinum dari rendah ke tinggi sehingga berkedudukan
sebagai suatu variabel, dalam konteks pendidikan sebagai suatu sistem, variabel
kualitas pendidikan dapat dipandang sebagai variabel terikat yang dipengaruhi
oleh banyak faktor seperti kepemimpinan, iklim organisasi, kualifikasi guru,
anggaran, kecukupan fasilitas belajar dan sebagainya. Edward Salis (2006
: 30-31) menyatakan :
“ada banyak sumber mutu dalam pendidikan,
misalnya sarana gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai moral yang
tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan, dorongan orang
tua, bisnis dan komunitas lokal, sumberdaya yang melimpah, aplikasi teknologi
mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian terhadap pelajar an
anak didik, kurikulum yeng memadai, atau juga kombinasi dari faktor-faktor
tersebut”
pernyataan di atas menunjukan banyaknya sumber
mutu dalam bidang pendidikan, sumber ini dapat dipandang sebagai faktor
pembentuk dari suatu kualitas pendidikan, atau faktor yang mempengaruhi
kualitas/mutu pendidikan. Dalam hubungan dengan faktor berpengaruh pada
kualitas pendidikan, hasil studi Heyman dan Loxley tahun 1989
(Mintarsih Danumihardja 2004 : 6) menyatakan bahwa factor guru, waktu belajar,
manajemen sekolah, sarana fisik dan biaya pendidikan memberikan kontribusi yang
berarti terhadap prestasi belajar siswa. Hasil Penelitian tersebut menunjukkan
bahwa ketersediaan dana untuk penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah
menjadi salah satu factor penting untuk dapat memenuhi kualitas dan prestasi
belajar, dimana kualitas dan prestasi belajar pada dasarnya mengagambarkan
kualitas pendidikan.
Sementara itu Nanang Fatah (2000
: 90) mengemukakan upaya peningkatan mutu dan perluasan pendidikan membutuhkan
sekurang-kurangnya tiga factor utama yaitu (1) Kecukupan sumber-sumber
pendidikan dalam arti kualitas tenaga kependidikan, biaya dan sarana belajar;
(2) Mutu proses belajar mengajar yang mendorong siswa belajar efektif; dan (3)
Mutu keluaran dalam bentuk pengetahuan, sikap ketrampilan, dan nilai-nilai.
Jadi kecukupan sumber, mutu proses belajar mengajar, dan mutu keluaran akan
dapat terpenuhi jika dukungan biaya yang dibutuhkan dan tenaga professional
kependidikan dapat disediakan di sekolah, dan semua ini tentu saja memerlukan
sumberdaya pendidikan termasuk biaya.
F.
Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan Islam
Lembaga penjaminan mutu pendidikan Islam pada tingkat madrasah
perannya dilakukan oleh pengawas madrasah dibawah naungan depag baik pada
tingkatan MI, MTs maupun MA, sedangkan untuk perguruan tinggi Islam biasanya
ada lembaga penjaminan mutu atau LPMP yang ada pada institusi tersebut yang
bertugas mengawal mutu pendidikan islam PTAI. Untul lembaga penjaminan mutu
pendidikan ini biasanya juga pada tataran umum diperankan oleh LPMP (Lembaga
penjaminan mutu pendidikan) yang ada ditiap provinsi.
SIMPULAN
Jaminan mutu adalah sebuah cara memproduksi produk yang bebas dari cacat dan
kesalahan. Tujuannya, dalam istilah Philip B. Crosby, adalah menciptakan produk
tanpa cacat (zero defects). Jaminan mutu adalah pemenuhan spesifikasi
produk secara konsisten atau menghasilkan produk yang selalu baik sejak awal (right
first time every time). Mutu barang atau jasa yang baik dijamin oleh
system, yang dikenal sebagai system jaminan mutu, yang memposisikan secara
tepat bagaimana produksi seharusnya berperan sesuai dengan standart.
Standart-standart mutu diatur poleh produser-produser yang ada dalam system
jaminan mutu (Edward Sallis, 2006: 58)..
Lembaga penjaminan mutu pendidikan Islam pada tingkat madrasah
perannya dilakukan oleh pengawas madrasah dibawah naungan depag baik pada
tingkatan MI, MTs maupun MA, sedangkan untuk perguruan tinggi Islam biasanya
ada lembaga penjaminan mutu atau LPMP yang ada pada institusi tersebut yang
bertugas mengawal mutu pendidikan islam PTAI.
DAFTAR PUSTAKA
Arcaro, Jerome S. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-Prinsip
Perumusan Dan Tata Langkah Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005.
Hedwig, Rinda. Sistem Penjaminan Mutu Di Perguruan Tinggi
Monitoring Dan Evaluasi Internal. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007
Sukmadinata, Nana Syaodih, Prof. Dr. Pengendalian Mutu
Pendidikan Sekolah Menengah. Bandung: PT Refika Aditama, 2006
Sallies, Edward. Total Quality Management In Education. Jogjakarta:
IRCiSoD, 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Feedbacknya,,,kami tunggu kawan :)