selamat datang

Selamat Datang Friend's,...:)

Semoga menikmati ^_^

Senin, 08 Oktober 2012

Contoh RPP Al-Qur'an hadits 4


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


NamaSekolah              : MAN Banjar
Mata Pelajaran            : Al Qur’an danhadits
Kelas / Semester          : XI IPA dan IPS
MateriPembelajaran    : Pola hidup sederhana dan perintah menyantuni duafa
MetodePembelajaran  : Ceramah, tanyajawab, pemberiantugas, diskusi
Waktu                         : 2 x 45 menit (1x pertemuan)

A.                STANDAR KOMPETENSI
Memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits tentang pola hidup sederhana dan perintah menyantuni duafa
B.        KOMPETENSI DASAR
2.1  Mengartikan Q.S al-Qosos: 79-82
2.2  Menjelaskan kandungan Q.S al-Qosos: 79-82
 2.3  Mengidentifikasi perilaku orang yang mengamalkan Q.S al-Qosos: 79-82
2.4   Menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni duafa Q.S al-Qosos: 79-82

C.        INDIKATOR
         Dapat mengartikan Q.S al-Qosos: 79-82
         Dapat menjelaskan kandungan Q.S al-Qosos: 79-82
         Dapat menunjukan perilaku orang yang mengamalkan Q.S al-Qosos: 79-82
         Dapat menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni dhuafa Q.S al-Qosos: 79-82

D.        TUJUAN PEMBELAJARAN
         Menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan pola hidup sederhana dan perintah menyantuni duafa
           Menunjukan perilaku hidup sederhana dan menyantuni duafa
           Menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni duafa

Karakter siswa yang diharapkan  :  perduli terhadap sesama, hidup sederhana, cinta dan kasih saying terhadap sesama
E.         URAIAN MATERI PEMBELAJARAN
     KESEDERHANAAN
Jika kita melihat kehidupan sehari-hari di masyarakat kita, kiranya tidaklah berlebihan jika kita katakan bahwa pada umumnya lebih menonjolkan kemewahan, hidup konsumtif, gengsi, dan riya, terutama di kalangan mereka yang berada. Hal ini dapat dilihat antara lain dalam acara-acara seperti pesta pernikahan, syukuran ulang tahun kelahiran, dll. Pesta pernikahan diselenggarakan oleh kalangan pejabat tinggi dan pengusaha besar, bagaikan pesta anak-anak raja di Eropa. Sungguh, yang demikian itu melampaui batas cara hidup sederhana yang telah diajarkan Islam. Sementara itu mayoritas saudara-saudara kita yang kemampuan ekonominya tergolong menengah ke bawah masih banyak yang hidup miskin. Padahal Islam mewajibkan serta menuntun kita agar dapat senantiasa berpola hidup sederhana.

Di bawah ini adalah Firman Allah :
79. “Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya[1139]. berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".

[1139] Menurut mufassir: Karun ke luar dalam satu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya dan inang pengasuh untuk memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya.

80. “Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang sabar.

81. “Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan Tiadalah ia Termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)”.

82. “Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat Allah)".

Islam mengajarkan kita hidup sederhana, karena mengandung hikmah antara lain: Pertama, hidup sederhana akan membawa kita kepada kehidupan yang tenang dan harmonis, sebab dalam tuntunan hidup sederhana, kita dianjurkan untuk berbelanja sesuai kemampuan atau penghasilan hidup kita, tidak besar pasak daripada tiang, tidak harus mengada-adakan sesuatu yang di luar batas kemampuan kita. Karena memaksakan belanja yang kita tidak mampu membelinya, akan mengakibatkan penyesalan, kerugian dan lilitan utang. Dan sebaiknya dengan membiasakan berbelanja sesuai batas kemampuan dan sesuai keperluan, akan menjadikan hidup tenang dan tidak risau oleh lilitan utang.
Allah SWT berfirman:
“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah (belanja) menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah (belanja) dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Sesudah kesempitan Allah kelak akan memberikan kelapangan. (QS Ath-Thalaaq 65: 7).
Kedua, hidup sederhana, akan menghindarkan kita dari sikap hidup yang boros dan berlebih-lebihan, sebab hidup boros dan berlebihan itu mengakibatkan harta menjadi terbuang-buang (mubadzir) dan tersalurkan kepada sesuatu yang tidak semestinya, sehingga pada akhirnya akan membawa kepada kerugian dan penyesalan. Pola hidup yang sederhana akan menjadikan harta kita bermanfaat dan tersalurkan sesuai dengan haknya secara baik dan benar, dan kelak kita akan beruntung dan berbahagia. Dan lain-lain. 
Keinginan hidup mewah bukan hanya tampak di kalangan berada, melainkan juga di kalangan golongan yang secara ekonomis pas-pasan dan kurang mampu. Betapa seorang pedagang kecil yang hanya bisa hidup pas-pasan bersama keluarganya, telah menjual sisa barang warisan orang tuanya, untuk membiaya keperluan menunaikan ibadah haji. Dia berpikir tanpa pernah berhaji ke tanah suci, tidak akan terpandang di masyarakat sekitarnya. Kasus seperti di atas sekedar contoh, tentu tidak semua orang dalam kasus seperti itu berniat riya, namun jika setelah kembali dari beribadah haji dengan memaksakan menjual tanah / sawah / ladang, kemudian hidup dalam kondisi ekonomi yang lebih buruk, maka cara hidup demikian bukanlah yang diajarkan Islam. Kemewahan bukan sekedar pamer materi, melainkan manipulasi suatu keinginan yang menjadi keharusan demi kepuasan.
Maka hidup seperti itu termasuk kemewahan, mengingat untuk pergi haji memerlukan banyak biaya. Bukankah Islam mengajarkan bagi mereka yang secara ekonomis belum atau tidak mampu, maka dengan niat saja sudah bisa bermakna haji? Mengapa harus melihat ke arah orang lain yang lebih mampu dan bukannya ke arah yang kurang mampu daripada dirinya sendiri? Cara hidup demikian berarti belum menerapkan ajaran Islam secara proporsional dalam hal keseimbangan hidup duniawi dan ukhrawi.

F.         LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1.         Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
         Apersepsi : Berdo’a, mengabsen
         Motivasi :
2.         Kegiatan Inti
         Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
         Menunjukan QS al Qosos: 79-82 mengenai kesederhanaan
         Membacakan arti Q.S al-Qosos 79-82
         Menjelaskan sementara arti surat al-Qosos: 79-82
         Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
         Memberikan kesempatan untuk berpikir menganalisi dan bertanya
         Membagi siswa ke dalam kelompok diskusi dan memulai diskusi mengenai kandungan surat al-Qosos
         Konfirmasi
 Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
         Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
         Guru bersama memberikan penguatan  dan penyimpulan
3.         Kegiatan Penutup
            Dalam kegiatan penutup, guru:
         Memberikan soal yang harus di jawab oleh siswa
         Menutup dengan salam

G.        ALAT DAN SUMBER BELAJAR
1.         Buku kebenaran al-Qura’n dan hadits untuk kelas XI Madrasah Aliyah
2.         Buku sumber lain yang relevan
3.         Al Qura’n dan tafsir
4.         Laptop
5.         LCD




H.        PENILAIAN 
Soal tertulis:
1.      Q.S Al Qosos: 79-82 isi kandungannya adalah tentang…..

a.       Tidak berlebihan
b.      Kisah korun
c.       Kemegahan
d.      Akhir yang buruk bagi kaum yang berlebihan
e.       Kaum yang sombong

2.      Kaya atau miskin ditentukan Alloh, sedang manusia
a.       Hanya penuh pasrah
b.      Hanya berusaha dan berdoa
c.       Menunggu ketentuan Tuhan
d.      Bila berusaha kaya, bila tidak miskin
e.       Berusaha

3.      Harta kekayaan adalah milik Alloh, sedangkan manusia
a.       Menggunakan sesukanya
b.      Menunggu pembagian dari Tuhan
c.       Mencari dan menggunakan sesuai aturan Alloh
d.      Mencari dan menggunakan untuk apa saja
e.       Menggunakan secara berhati-hati

4.      Orang Islam dilarang berlaku boros dan kikir, sebab
a.       Rezeki ada di tangan Alloh
b.      Mencari rezeki susah
c.       Hidup manusia panjang
d.      Sumber rezeki terbatas
e.       Sumber rezeki berlimpah

5.      Sederhana dekat dengan
a.       Tidak berlebih-lebihan
b.      Hemat
c.       Cermat
d.      Kikir
e.       Pandai

KUNCI JAWABAN
1.      A
2.      B
3.      C
4.      D
5.      A
Penilaian kelompok diskusi, dilnilai dari:
1.      Sikap selama dalam diskusi
2.      Kekompakan dalam regu diskusi
3.      Hasil diskusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Feedbacknya,,,kami tunggu kawan :)