RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
NamaSekolah :
MAN Banjar
Mata Pelajaran :
Al Qur’an danhadits
Kelas / Semester :
XI IPA dan IPS
MateriPembelajaran :
Pola hidup sederhana dan perintah menyantuni duafa
MetodePembelajaran :
Ceramah, tanyajawab, pemberiantugas, diskusi
Waktu :
2 x 45 menit (1x pertemuan)
A.
STANDAR KOMPETENSI
Memahami ayat-ayat Al-Qur’an dan
hadits tentang pola hidup sederhana dan perintah menyantuni duafa
B. KOMPETENSI
DASAR
2.1
Mengartikan Q.S al-Qosos: 79-82
2.2
Menjelaskan kandungan Q.S al-Qosos: 79-82
2.3 Mengidentifikasi perilaku orang yang
mengamalkan Q.S al-Qosos: 79-82
2.4
Menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni duafa Q.S al-Qosos:
79-82
C. INDIKATOR
Dapat
mengartikan Q.S al-Qosos: 79-82
Dapat
menjelaskan kandungan Q.S al-Qosos: 79-82
Dapat
menunjukan perilaku orang yang mengamalkan Q.S al-Qosos: 79-82
Dapat
menerapkan perilaku hidup sederhana dan menyantuni dhuafa Q.S al-Qosos: 79-82
D. TUJUAN
PEMBELAJARAN
• Menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan
pola hidup sederhana dan perintah menyantuni duafa
• Menunjukan
perilaku hidup sederhana dan menyantuni duafa
• Menerapkan
perilaku hidup sederhana dan menyantuni duafa
Karakter siswa yang diharapkan : perduli
terhadap sesama, hidup sederhana, cinta dan kasih saying terhadap sesama
E. URAIAN
MATERI PEMBELAJARAN
KESEDERHANAAN
Jika kita melihat kehidupan sehari-hari di masyarakat kita,
kiranya tidaklah berlebihan jika kita katakan bahwa pada umumnya lebih
menonjolkan kemewahan, hidup konsumtif, gengsi, dan riya, terutama di
kalangan mereka yang berada. Hal ini dapat dilihat antara lain dalam
acara-acara seperti pesta pernikahan, syukuran ulang tahun kelahiran, dll.
Pesta pernikahan diselenggarakan oleh kalangan pejabat tinggi dan pengusaha besar,
bagaikan pesta anak-anak raja di Eropa. Sungguh, yang demikian itu melampaui
batas cara hidup sederhana yang telah diajarkan Islam. Sementara itu mayoritas
saudara-saudara kita yang kemampuan ekonominya tergolong menengah ke bawah
masih banyak yang hidup miskin. Padahal Islam mewajibkan serta menuntun kita
agar dapat senantiasa berpola hidup sederhana.
Di bawah ini adalah Firman Allah :
79.
“Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya[1139]. berkatalah
orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita
mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia
benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".
[1139]
Menurut mufassir: Karun ke luar dalam satu iring-iringan yang lengkap dengan
pengawal, hamba sahaya dan inang pengasuh untuk memperlihatkan kemegahannya
kepada kaumnya.
80.
“Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang
besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman
dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang
yang sabar.
81.
“Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada
baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah. dan Tiadalah ia
Termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya)”.
82.
“Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu,
berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang Dia
kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak
melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita
(pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat
Allah)".
Islam mengajarkan kita hidup sederhana, karena mengandung
hikmah antara lain: Pertama, hidup sederhana akan membawa kita
kepada kehidupan yang tenang dan harmonis, sebab dalam tuntunan hidup
sederhana, kita dianjurkan untuk berbelanja sesuai kemampuan atau penghasilan
hidup kita, tidak besar pasak daripada tiang, tidak harus mengada-adakan
sesuatu yang di luar batas kemampuan kita. Karena memaksakan belanja yang kita
tidak mampu membelinya, akan mengakibatkan penyesalan, kerugian dan lilitan
utang. Dan sebaiknya dengan membiasakan berbelanja sesuai batas kemampuan dan
sesuai keperluan, akan menjadikan hidup tenang dan tidak risau oleh lilitan
utang.
Allah
SWT berfirman:
“Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah (belanja) menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah (belanja) dari harta yang
diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang
melainkan (sekadar) apa yang Allah berikan kepadanya. Sesudah kesempitan Allah
kelak akan memberikan kelapangan. (QS Ath-Thalaaq 65: 7).
Kedua, hidup sederhana, akan menghindarkan kita dari sikap hidup
yang boros dan berlebih-lebihan, sebab hidup boros dan berlebihan itu
mengakibatkan harta menjadi terbuang-buang (mubadzir) dan tersalurkan
kepada sesuatu yang tidak semestinya, sehingga pada akhirnya akan membawa
kepada kerugian dan penyesalan. Pola hidup yang sederhana akan menjadikan harta
kita bermanfaat dan tersalurkan sesuai dengan haknya secara baik dan benar, dan
kelak kita akan beruntung dan berbahagia. Dan lain-lain.
Keinginan hidup mewah bukan hanya tampak di kalangan berada,
melainkan juga di kalangan golongan yang secara ekonomis pas-pasan dan kurang
mampu. Betapa seorang pedagang kecil yang hanya bisa hidup pas-pasan bersama
keluarganya, telah menjual sisa barang warisan orang tuanya, untuk membiaya
keperluan menunaikan ibadah haji. Dia berpikir tanpa pernah berhaji ke tanah
suci, tidak akan terpandang di masyarakat sekitarnya. Kasus seperti di atas
sekedar contoh, tentu tidak semua orang dalam kasus seperti itu berniat riya,
namun jika setelah kembali dari beribadah haji dengan memaksakan menjual tanah
/ sawah / ladang, kemudian hidup dalam kondisi ekonomi yang lebih buruk, maka
cara hidup demikian bukanlah yang diajarkan Islam. Kemewahan bukan sekedar
pamer materi, melainkan manipulasi suatu keinginan yang menjadi keharusan demi
kepuasan.
Maka hidup seperti itu termasuk kemewahan, mengingat untuk
pergi haji memerlukan banyak biaya. Bukankah Islam mengajarkan bagi mereka yang
secara ekonomis belum atau tidak mampu, maka dengan niat saja sudah bisa
bermakna haji? Mengapa harus melihat ke arah orang lain yang lebih mampu dan
bukannya ke arah yang kurang mampu daripada dirinya sendiri? Cara hidup
demikian berarti belum menerapkan ajaran Islam secara proporsional dalam hal
keseimbangan hidup duniawi dan ukhrawi.
F. LANGKAH-LANGKAH
PEMBELAJARAN
1. Kegiatan
Pendahuluan (15 menit)
Apersepsi
: Berdo’a, mengabsen
Motivasi
:
2. Kegiatan
Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Menunjukan
QS al Qosos: 79-82 mengenai kesederhanaan
Membacakan
arti Q.S al-Qosos 79-82
Menjelaskan
sementara arti surat al-Qosos: 79-82
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Memberikan
kesempatan untuk berpikir menganalisi dan bertanya
Membagi
siswa ke dalam kelompok diskusi dan memulai diskusi mengenai kandungan surat
al-Qosos
Konfirmasi
Dalam
kegiatan konfirmasi, guru:
Guru
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
Guru
bersama memberikan penguatan dan
penyimpulan
3. Kegiatan
Penutup
Dalam
kegiatan penutup, guru:
Memberikan
soal yang harus di jawab oleh siswa
Menutup
dengan salam
G. ALAT
DAN SUMBER BELAJAR
1. Buku
kebenaran al-Qura’n dan hadits untuk kelas XI Madrasah Aliyah
2. Buku
sumber lain yang relevan
3. Al
Qura’n dan tafsir
4.
Laptop
5. LCD
H. PENILAIAN
Soal tertulis:
1. Q.S
Al Qosos: 79-82 isi kandungannya adalah tentang…..
a. Tidak
berlebihan
b. Kisah
korun
c. Kemegahan
d. Akhir
yang buruk bagi kaum yang berlebihan
e. Kaum
yang sombong
2. Kaya
atau miskin ditentukan Alloh, sedang manusia
a. Hanya
penuh pasrah
b. Hanya
berusaha dan berdoa
c. Menunggu
ketentuan Tuhan
d. Bila
berusaha kaya, bila tidak miskin
e. Berusaha
3. Harta
kekayaan adalah milik Alloh, sedangkan manusia
a. Menggunakan
sesukanya
b. Menunggu
pembagian dari Tuhan
c. Mencari
dan menggunakan sesuai aturan Alloh
d. Mencari
dan menggunakan untuk apa saja
e. Menggunakan
secara berhati-hati
4. Orang
Islam dilarang berlaku boros dan kikir, sebab
a. Rezeki
ada di tangan Alloh
b. Mencari
rezeki susah
c. Hidup
manusia panjang
d. Sumber
rezeki terbatas
e. Sumber
rezeki berlimpah
5. Sederhana
dekat dengan
a. Tidak
berlebih-lebihan
b. Hemat
c. Cermat
d. Kikir
e. Pandai
KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. C
4. D
5. A
Penilaian kelompok diskusi, dilnilai dari:
1. Sikap
selama dalam diskusi
2. Kekompakan
dalam regu diskusi
3. Hasil
diskusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Feedbacknya,,,kami tunggu kawan :)